PENDAHULUAN
Obat merupakan salah satu komponen utama upaya pelayanan kesehatan. Hal ini tidak saja berlaku di pusat pelayanan kesehatan primer tetapi juga di tingkat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, obat perlu dikelola secara efektif dan efisien agar dapat mencapai sasaran seperti yang diharapkan.
PENDAHULUAN
1. Undang-undang kesehatan No.36 tahun 2009 Pasal 98 ayat 1:
“Sediaan farmasi dan alat kesehatan harus aman, berkhasiat/bermanfaat, bermutu, dan terjangkau”
2. PP No.78 tahun 1998 ayat 1:
“Sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diproduksi dan atau diedarkan harus memenuhi persyaratan mutu,keamanan dan kemanfaatan.
PENDAHULUAN
Sesuai Kebijaksanaan Obat Nasional (KONAS), tujuan pembangunan kesehatan di bidang obat : 1.Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang
mencukupi
2. Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
3. Terjaminnya khasiat, keamanan dan mutu obat yang beredar serta penggunaannya yang rasional
4. Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
5. Kemandirian di bidang obat
DEFINISI
“Pengelolaan obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, dan pencatatan/pelaporan obat.” (Ditjen POM, 2000).
SIKLUS MANAJEMEN OBAT
SUPPORT BY
Manajemen Organisasi Pendanaan SIM
SDM
PERENCANAAN
CARA PENENTUAN KEBUTUHAN OBAT
• EPIDEMIOLOGI
Kebutuhan obat dihitung dengan melihat pola penyakit
• KONSUMSI
Kebutuhan obat ditentukan dengan melihat pola konsumsi sebelumnya
PROSES SELEKSI
• Jumlah obat yang diseleksi tergantung kebutuhan dan besar-kecilnya pelayanan kesehatan
• Seleksi obat di suatu UPK berdasarkan DOEN, komite DOEN, jumlah item dan generik
• Penyimpangan: UPK meminta obat di luar DOEN, spt antibiotik, obat antikolesterol, obat asma, dll.
Problem dalam seleksi
Masalah yang sering timbul dalam proses ini adalah:
• Jumlah obat tertentu ternyata terlalu banyak dipesan
• Jenis obat tertentu tidak pernah digunakan
• Kehabisan jenis obat tertentu
• Obat yang datang tidak sesuai dengan yang dipesan
• Harga obat yang dipesan terlalu mahal
PRINSIP DASAR SELEKSI OBAT
“Harus menjamin bahwa obat yang diseleksi atau dipilih benar-benar memiliki manfaat terapi yang jauh lebih besar dibandingkan risikonya, serta merupakan obat terbaik diantara kompetitornya”
PENGADAAN OBAT
Masalah yang sering timbul adalah:
• Keterbatasan anggaran sehingga jumlah obat yang diadakan tidak mencukupi kebutuhan.
• Pemilihan pemasok (supplier) yang kurang berkualitas, misalnya karena jenis obat yang direncanakan tidak dapat dipenuhi oleh pemasok yang bersangkutan lalu diambil kesepakatan untuk mengganti yang lain.
MASALAH PENGADAAN
• Obat yang diadakan kualitasnya tidak memenuhi syarat sehingga mengalami kerusakan sebelum dipakai.
• Jadwal penerimaan barang tidak dapat diandalkan karena tidak sesuai dengan jadwal pemesanan.
PENYIMPANAN OBAT
Tujuan :
• Menjaga keamanan
• Menjaga stabilitas supaya obat tidak cepat rusak
• Mudah diawasi
• Menjamin pelayanan yang cepat
• Masalah yang sering timbul dalam proses ini adalah:
– Koordinasi gudang/tempat penyimpanan buruk
– Kekeliruan pengelolaan stock
– Obat lama menumpuk di gudang
– Transportasi tidak melindungi mutu obat
PENYIMPANAN OBAT
Fungsi Penerimaan-Penyimpanan :
1. Menerima Obat sesuai dengan yang diadakan dalam keadaan utuh, tidak rusak
sesuai dengan yang ditulis pada Surat Perintah kerja (SPK)
2. Menempatkan Obat sesuai dengan tempat dan persyaratannya
3. Memelihara dan mengamankan Obat yang ada digudang
4. Melakukan pencatatan dan pelaporan periodik
METODE PENYIMPANAN
• FIFO (First In First Out),
Metode FIFO dilakukan untuk obat yang tidak ada ED-nya
• FEFO (First Expired First Out), Metode FEFO untuk yang ada ED-nya
• Pergerakan Barang (Fast / Slow moving),
• Farmakologik – Alfabetik.
Metode alfabetik sebaiknya jangan dilakukan, lebih baik dilakukan farmakologis. Jika terjadi kesalahan pengambilan obat tidak fatal.
PENYIMPANAN SESUAI GDP
• Tempat penyimpanan obat harus sesuai dengan tujuannya, sehingga risiko terjadinya kerusakan obat dapat ditekan seminimal mungkin
• Luas tempat penyimpanan cukup memadai
/aman, serta perlengkapan yang tersedia harus pula memadai
• Pemetaan suhu untuk menentukan “titik kritis” sebagai patokan suhu pada tempat penyimpanan obat
PENYIMPANAN SESUAI GDP
• Cahaya dan ventilasi ruangan tempat menyimpan obat haruslah cukup
• Tumpukan karton tidak boleh terlalu tinggi,
• Rak dan pallet hendaknya tersedia dalam jumlah yang memadai,
• Kebersihan ruangan terjaga dengan baik,
• Penyimpanan obat hendaknya tidak menempel pada dinding
PENCATATAN OBAT
• Pencatatan harus dilakukan secara teliti
• Seringkali obat sisa tidak dicatat di gudang RS/kabupaten sehingga
mengakibatkan obat yang disimpan tidak sama dengan yang dilaporkan. Apabila laporan digunakan untuk perencanaan maka berakibat terjadi overstock
MASALAH PADA PENYIMPANAN
Masalah yang sering timbul adalah:
• Koordinasi gudang/tempat penyimpanan buruk
• Kekeliruan pengelolaan stock
• Obat lama menumpuk di gudang
DISTRIBUSI
Hal yg perlu diperhatikan:
1. Peta wilayah yang menjadi tujuan harus diliput.
2. Route / jalan dan alternatifnya yang akan dilalui
3. Alat transport yang akan digunakan
4. Keamanan selama perjalanan
5. Persyaratan obat yang diangkut (suhu, kelembaban, dll)
Good Distribution Practice
Prinsip dasar GDP:
• Personalia harus seorang yang professional,
• memiliki pengetahuan ketrampilan dan kemampuan
• Sistem jaga-mutu
SISTEM JAGA MUTU
• Kondisi penyimpanan barang yang sesuai,
• Upaya untuk menghindari kontaminasi dengan produk lain,
• Jaminan produk diserahkan pada pengguna dalam waktu yang tepat,
• System penelusuran/dokumentasi yang baik bila terjadi kesalahan pada pengelolaan,
• Prosedur penarikan yang efektif.
Penggunaan Obat tidak Rasional
Pemberian obat yang keliru untuk indikasi spesifik, misalnya:
“Pemberian antiinflamasi non steroid untuk demam (ibuprofen untuk mengobati campak akan menimbulkan efek samping perdarahan yang justru lebih potensial menyebabkan keadaan bahaya bila dibandingkan dengan penyakit campak itu sendiri)”.
Dampak Negatif
• Pemborosan dari segi biaya,
• Ketidaksembuhan pasien,
• Risiko terjadinya efek samping obat,
• Ketidakpatuhan pasien,
• Adanya resistensi terhadap obat,
• Serta mutu pelayanan kesehatan yang menurun
Kenapa Tidak Rasional??
• Training yang tidak adekuat,
• Kurangnya suatu pendidikan berkelanjutan dan supervisi,
• Adanya aktivitas promosi dari perusahaan- perusahaan farmasi,
• Kurangnya waktu yang dimiliki oleh dokter karena banyaknya pasien yang harus ditangani,
• Tekanan dari pasien, serta
• Kurangnya manajemen
PENGAWASAN BPOM
• Sistem pengawasan Badan POM dilakukan bersama-sama antara Produsen, Pemerintah dan Masyarakat
• Sistem pengawasan dilakukan meliputi tahapan kegiatan pre-market maupun postmarket yang kemudian menghasilkan suatu output berupa izin edar perusahaan farmasi/pabrik obat.
• Pengawasan post market dilakukan oleh Badan POM secara periodik, meliputi semua tahap dalam pengawasan.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN OBAT
• Sistem Informasi merupakan gabungan dari berbagai subsistem yang saling terkait dengan tujuan yang sama untuk mengolah data menjadi informasi guna mendukung pengambilan keputusan
• Meliputi pengumpulan data, pengiriman data, pengolahan data, serta analisis data yang akhirnya nanti akan bermanfaat dalam penggunaan informasi dalam perencanaan dan manajemen
SIM OBAT
• Secara umum fungsi SIM Obat adalah meliputi fungsi transaksional berupa layanan pasien dan inventory, serta fungsi manajemen/taktis
• Dalam melaksanakan sistem ini, sangatlah mungkin dijumpai suatu sistem yang gagal/tidak berjalan sebagaimana mestinya. Penyebab antara lain adalah:
- Software yang tidak lengkap, serta
- SDM tidak memadai
Komentar
Posting Komentar