Makalah Tugas Mata Kuliah
Anatomi Fisiologi Manusia II
SISTEM KARDIOVASKULER
Disusun Oleh Kelompok 2 :
Ahmad Suryadi
Mona Tesalomika
Nurtiyah
Sandi Sutiansyah
Sekolah Tinggi
Teknologi Industri dan Farmasi (STTIF) Bogor
Jl. Kumbang No. 23 Bogor.
Telp/Fax. (0251) 8323819
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
penulis panjatkan kehadirat allah SWT, atas terselesaikannya tugas makalah ini. Makalah ini disusun dalam
rangka memenuhi syarat mengikuti perkuliahan di Sekolah Tinggi Teknologi Industri
dan Farmasi. Judul tugas kuliah
Anatomi dan Fisiologi Manusia II yang diberikan salah satunya tentang ‚ SISTEM
KARDIOVASKULER.
Dalam
penyusunan makalah ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk
mengumpulkan data dan keterangan yang diperoleh dalam penulisan makalah ini.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan serta kelemahan
dalam menyusun makalah ini, karena ilmu pengetahuan yang kami dapat belum
maksimal.
Semoga dengan makalah
yang kami buat ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman kita semua tentang
bahasa indonesia. Kami sadar dalam penulisan makalah ini banyak terdapat
kekurangan. Akan tetapi kami yakin makalah ini dapat bermanfaat untuk kita
semua.
Bogor, 23 September 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Sistem
kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses pengangkutan
berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ
penggerak yang disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri
yang mergalirkan darah dari jantung, dan vena yang mengalirkan darah menuju
jantung. Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular
adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke
dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh
(bagian dari homeostasis).
Ada
dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka, dan sistem
peredaran darah tertutup. sistem peredaran darah, yang merupakan juga bagian
dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem
kardiovaskuler) dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme,
didukung oleh metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan
sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh.
- Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida dalam arah yang berlawanan .
- Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak, gula dan protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk mengonsumsi, sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau disimpan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1)
Bagaimana
struktur, fungsi, dan komposisi darah?
2)
Bagaimana
karakteristik elemen darah ?
3)
Bagaimana
sistem penggolongan darah?
4)
Apa yang
dimaksud hemopoiesis?
5)
Jelaskan
tentang hemostatis?
6)
Jelaskan
anatomi dan fisiologi jantung?
7)
Bagaimana
kerja denyut jantung?
8)
Jelaskan
struktur dan karakteristik arteri-vena-kapiler ?
9)
Bagaimana
sirkulasi paru-paru, sistemik, fetal ?
10)
Bagaimana
abnormalitas pada darah, jantung dan pembuluh?
11)
Bagaimana
integrasi dengan sisten lain ?
BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM KARDIOVASKULER
A. Struktur, Fungsi, dan Komposisi Darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan)
tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan
oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan
tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan
dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal
dari bahasa
Yunani
haima yang berarti darah.
Darah adalah suatu jaringan tubuh
yang terdapat di dalam pembuluh darah yang warnannya merah. Warna merah itu
keadaannya tidak tetap tergantung pada banyaknya kadar oksigen dan
karbondioksida didalamnya. Darah yang banyak mengandung karbon diogsida
warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam darah di ambil dengan cara bernapas,
dan zat tersebut sangat berguna pada peristiwa pembakaran/ metabolisme di dalam
tubuh. Vikositas/ kekentalan darah lebih kental dari pada air yang mempunyai BJ
1,041-1,065, temperatur 380C, dan PH 7,37-7,45.
Darah selamanya beredar di dalam tubuh oleh karena adanya kerja atau pompa jantung. Selama darah beredar dalam pembuluh maka darah akan tetap encer, tetapi kalau ia keluar dari pembuluhnya maka ia akan menjadi beku. Pembekuan ini dapat dicegah dengan jalan mencampurkan ke dalam darah tersebut sedikit obat anti- pembekuan/ sitrus natrikus. Dan keadaan ini akan sangat berguna apabila darah tersebut diperlukan untuk transfusi darah.
Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira 1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama, bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung, atau pembuluh darah.
Darah selamanya beredar di dalam tubuh oleh karena adanya kerja atau pompa jantung. Selama darah beredar dalam pembuluh maka darah akan tetap encer, tetapi kalau ia keluar dari pembuluhnya maka ia akan menjadi beku. Pembekuan ini dapat dicegah dengan jalan mencampurkan ke dalam darah tersebut sedikit obat anti- pembekuan/ sitrus natrikus. Dan keadaan ini akan sangat berguna apabila darah tersebut diperlukan untuk transfusi darah.
Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira 1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama, bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung, atau pembuluh darah.
A.
Fungsi Darah
1. Sebagai alat pengangkut yaitu:
1. Sebagai alat pengangkut yaitu:
a. Mengambil
oksigen/ zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh jaringan
tubuh.
b. Mengangkut
karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
c. Mengambil
zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh
jaringan/ alat tubuh.
d. Mengangkat
/ mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui
ginjal dan kulit.
2. Sebagai pertahanan tubuh terhadap
serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan perantaraan leukosit dan
antibodi/ zat–zat anti racun.
3. Menyebarkan
panas keseluruh tubuh.
B. Kandungan Darah
Kandungan dalam darah:
Kandungan dalam darah:
a. Air
: 91%
b. Protein
: 3% (albumin, globulin, protombin dan fibrinigen)
c. Mineral
: 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat, magnesium,
kalsium, dan zat besi).
d. Bahan
organik : 0,1% (glukosa, lemak asam urat, kreatinin,
kolesterol, dan asam amino).
C. Karakteristik Elemen Darah
1.
Sel-Sel Darah
a. Sel
Darah merah
Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan tidak mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat bergerak. Banyaknya kira–kira 5 juta dalam 1 mm3 (41/2 juta). Warnanya kuning kemerahan, karena didalamnya mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung oksigen.
Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen dari paru–paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru–paru. Pengikatan oksigen dan karbon dioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang telah bersenyawa dengan oksigen yang disebut oksihemoglobin (Hb + oksigen 4 Hb-oksigen) jadi oksigen diangkut dari seluruh tubuh sebagai oksihemoglobin yang nantinya setelah tiba di jaringan akan dilepaskan: Hb-oksigen Hb + oksigen, dan seterusnya. Hb tadi akan bersenyawa dengan karbon dioksida dan disebut karbon dioksida hemoglobin (Hb + karbon dioksida Hb-karbon dioksida) yang mana karbon dioksida tersebut akan dikeluarkan di paru-paru. Sel darah merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang merah, limpa dan hati. Proses pembentukannya dalam sumsum tulang melalui beberapa tahap. Mula-mula besar dan berisi nukleus dan tidak berisi hemoglobin kemudian dimuati hemoglobin dan akhirnya kehilangan nukleusnya dan siap diedarkan dalam sirkulasi darah yang kemudian akan beredar di dalam tubuh selama kebih kurang 114 - 115 hari, setelah itu akan mati. Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang mati akan terurai menjadi dua zat yaitu hematin yang mengandung Fe yang berguna untuk membuat eritrosit baru dan hemoglobin yaitu suatu zat yang terdapat didalam eritrisit yang berguna untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida.
Jumlah normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 – 15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam amino dan memerlukan pula zat besi, sehingga diperlukan diit seimbang zat besi.
b. Sel
Darah Putih (leukosit)
Bentuk dan sifat leukosit
berlainan dengan sifat eritrosit apabila kita lihat di bawah mikroskop maka
akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan
perantaraan kaki palsu (pseudopodia), mempunyai bermacam- macam inti sel
sehingga ia dapat dibedakan menurut inti selnya, warnanya bening (tidak
berwarna), banyaknya dalam 1 mm3 darahkira-kira6000-9000.
Fungsinya sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit / bakteri yang masuk ke dalam jaringan RES (sistem retikuloendotel), tempat pembiakannya di dalam limpa dan kelenjar limfe; sebagai pengangkut yaitu mengangkut / membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh darah. Sel leukosit disamping berada di dalam pembuluh darah juga terdapat di seluruh jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan oleh masuknya kuman / infeksi maka jumlah leukosit yang ada di dalam darah akan lebih banyak dari biasanya. Hal ini disebabkan sel leukosit yang biasanya tinggal di dalam kelenjar limfe, sekarang beredar dalam darah untuk mempertahankan tubuh dari serangan penyakit tersebut. Jika jumlah leukosit dalam darah melebihi 10000/mm3 disebut leukositosis dan kurang dari 6000 disebut leukopenia.
Macam- macam leukosit meliputi:
Fungsinya sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit / bakteri yang masuk ke dalam jaringan RES (sistem retikuloendotel), tempat pembiakannya di dalam limpa dan kelenjar limfe; sebagai pengangkut yaitu mengangkut / membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh darah. Sel leukosit disamping berada di dalam pembuluh darah juga terdapat di seluruh jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan oleh masuknya kuman / infeksi maka jumlah leukosit yang ada di dalam darah akan lebih banyak dari biasanya. Hal ini disebabkan sel leukosit yang biasanya tinggal di dalam kelenjar limfe, sekarang beredar dalam darah untuk mempertahankan tubuh dari serangan penyakit tersebut. Jika jumlah leukosit dalam darah melebihi 10000/mm3 disebut leukositosis dan kurang dari 6000 disebut leukopenia.
Macam- macam leukosit meliputi:
1)
Agranulosit
Sel leukosit yang tidak mempunyai granula didalamnya, yang terdiri dari:
Sel leukosit yang tidak mempunyai granula didalamnya, yang terdiri dari:
- Limposit, macam leukosit yang dihasilkan dari jaringan RES dan kelenjar limfe, bentuknya ada yang besar dan kecil, di dalam sitoplasmanya tidak terdapat glandula dan intinya besar, banyaknya kira- kira 20%-15% dan fungsinya membunuh dan memakan bakteri yang masuk ke dalam jarigan tubuh.
- Monosit. Terbanyak dibuat di sumsum merah, lebih besar dari limfosit, fungsinya sebagai fagosit dan banyaknya 34%. Di bawah mikroskop terlihat bahwa protoplasmanya lebar, warna biru abu-abu mempunyai bintik-bintik sedikit kemerahan. Inti selnya bulat dan panjang, warnanya lembayung muda.
2). Granulosit
Disebut juga leukosit granular terdiri dari:
Disebut juga leukosit granular terdiri dari:
a) Neutrofil
Atau disebut juga polimorfonuklear leukosit, mempunyai inti sel yang kadang-kadang seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak bintik-bintik halus / glandula, banyaknya 60%-50%.
Atau disebut juga polimorfonuklear leukosit, mempunyai inti sel yang kadang-kadang seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak bintik-bintik halus / glandula, banyaknya 60%-50%.
b) Eusinofil
Ukuran dan bentuknya hampir sama dengan neutrofil tetapi granula dan sitoplasmanya lebih besar, banyaknya kira-kira 24%.
Ukuran dan bentuknya hampir sama dengan neutrofil tetapi granula dan sitoplasmanya lebih besar, banyaknya kira-kira 24%.
c) Basofil
Sel ini kecil dari eusinofil tetapi mempunyai inti yang bentuknya teratur, di dalam protoplasmanya terdapat granula-granula besar.
Sel ini kecil dari eusinofil tetapi mempunyai inti yang bentuknya teratur, di dalam protoplasmanya terdapat granula-granula besar.
c. Sel pembeku (Trombosit)
Trombosit merupakan benda-benda
kecil yang mati yang bentuk dan ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat dan
lonjong, warnanya putih, normal pada orang dewasa 200.000-300.000/mm3.
Fungsinya memegang peranan penting dalam pembekuan darah. Jika banyaknya kurang dari normal, maka kalau ada luka darah tidak lekas membeku sehingga timbul perdarahan yang terus- menerus. Trombosit lebih dari 300.000 disebut trombositosis. Trombosit yang kurang dari 200.000 disebut trombositopenia.
Di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantu terjadinya peristiwa pembekuan darah, yaitu Ca2+ dan fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh mendapat luka. ketika kita luka maka darah akan keluar, trombosit pecah dan mengeluarkan zat yang dinamakan trombokinase. Trombokinasi ini akan bertemu dengan protrombin dengan pertolongan Ca2+ akan menjadi trombin. Trombin akan bertemu dengan fibrin yang merupakan benang-benang halus, bentuk jaringan yang tidak teratur letaknya, yang akan menahan sel darah, dengan demikian terjadilah pembekuan. Protrombin di buat didalam hati dan untuk membuatnya diperlukan vitamin K, dengan demikian vitamin K penting untuk pembekuan darah.
Fungsinya memegang peranan penting dalam pembekuan darah. Jika banyaknya kurang dari normal, maka kalau ada luka darah tidak lekas membeku sehingga timbul perdarahan yang terus- menerus. Trombosit lebih dari 300.000 disebut trombositosis. Trombosit yang kurang dari 200.000 disebut trombositopenia.
Di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantu terjadinya peristiwa pembekuan darah, yaitu Ca2+ dan fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh mendapat luka. ketika kita luka maka darah akan keluar, trombosit pecah dan mengeluarkan zat yang dinamakan trombokinase. Trombokinasi ini akan bertemu dengan protrombin dengan pertolongan Ca2+ akan menjadi trombin. Trombin akan bertemu dengan fibrin yang merupakan benang-benang halus, bentuk jaringan yang tidak teratur letaknya, yang akan menahan sel darah, dengan demikian terjadilah pembekuan. Protrombin di buat didalam hati dan untuk membuatnya diperlukan vitamin K, dengan demikian vitamin K penting untuk pembekuan darah.
2. Plasma
Darah
Bagian cairan darah yang membentuk
sekitar 5% dari berat badan, merupakan media sirkulasi elemen-elemen darah yang
membentuk sel darah merah, sel darah putih, dan sel pembeku darah juga sebagai
media transportasi bahan organik dan anorganik dari suatu jaringan atau organ.
Pada penyakit ginjal plasma albumin turun sehingga terdapat kebocoran albumin yang besar melalui glomerulus ginjal. Hampir 90% dari plasma darah terdiri dari air, di samping itu terdapat pula zat-zat lain yang terlarut di dalamnya.
Pada penyakit ginjal plasma albumin turun sehingga terdapat kebocoran albumin yang besar melalui glomerulus ginjal. Hampir 90% dari plasma darah terdiri dari air, di samping itu terdapat pula zat-zat lain yang terlarut di dalamnya.
D. Golongan darah
Golongan darah adalah pengklasifikasian
darah dari suatu individu berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel
darah merah.
Hal ini disebapkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel
darah merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah
penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya
dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh,
hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak
kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
Golongan darah manusia
ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam
darahnya, sebagai berikut:
a. Individu dengan golongan darah A
memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan
menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum
darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima
darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
b. Individu dengan golongan darah B
memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi
terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah
B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif
atau O-negatif.
c. Individu dengan golongan darah AB
memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan
antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah
AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan
disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah
AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
d. Individu dengan golongan darah O
memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A
dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan
darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor
universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat
menerima darah dari sesama O-negatif.
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum
dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih
dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan
darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah
jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.
Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara
penggolongan darah ABO.
E Hematopoiesis
Hematopoiesis merupakan proses pembentukan
komponen sel darah, dimana terjadi proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel
yang terjadi secara serentak.
Proliferasi sel menyebabkan peningkatan atau
pelipatgandaan jumlah sel, dari satu sel hematopoietik pluripotent menghasilkan
sejumlah sel darah. Maturasi merupakan proses pematangan sel darah, sedangkan
diferensiasi menyebabkan beberapa sel darah yang terbentuk memiliki sifat
khusus yang berbeda-beda.
Proses yang terjadi bisa lebih jelas dilihat melalui
gambar di bawah ini :
Hematopoiesis pada manusia terdiri atas beberapa periode
:
1. Mesoblastik
Dari embrio umur 2 – 10 minggu. Terjadi di dalam yolk
sac. Yang dihasilkan adalah HbG1, HbG2, dan Hb Portland.
2. Hepatik
Dimulai sejak embrio umur 6 minggu terjadi di hati
Sedangkan pada limpa terjadi pada umur 12 minggu dengan produksi yang lebih
sedikit dari hati. Disini menghasilkan Hb.
3. Mieloid
Dimulai pada usia kehamilan 20 minggu terjadi di dalam
sumsum tulang, kelenjar limfonodi, dan timus. Di sumsum tulang, hematopoiesis
berlangsung seumur hidup terutama menghasilkan HbA, granulosit, dan trombosit.
Pada kelenjar limfonodi terutama sel-sel limfosit, sedangkan pada timus yaitu
limfosit, terutama limfosit T.
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembentukan sel
darah di antaranya adalah asam amino, vitamin, mineral, hormone, ketersediaan
oksigen, transfusi darah, dan faktor- faktor perangsang hematopoietik.
F. Hemostasis (Pembekuan Darah)
Hemostasis merupakan pristiwa
penghentian perdarahan akibat putusnya atau robeknya pembuluh darah, sedangkan
thrombosis terjadi ketika endothelium yang melapisi pembuluh darah rusak atau
hilang. Proses ini mencakup pembekuan darah (koagulasi ) dan melibatkan
pembuluh darah, agregasi trombosit serta protein plasma baik yang menyebabkan
pembekuan maupun yang melarutkan bekuan.
Pada
hemostasis terjadi vasokonstriksi inisial pada pembuluh darah yang cedera
sehingga aliran darah di sebelah distal cedera terganggu. Kemudian hemostasis
dan thrombosis memiliki 3 fase yang sama:
1)
Pembekuan agregat trombosit yang
longgar dan sementara pada tempat luka. Trombosit akan mengikat kolagen pada
tempat luka pembuluh darah dan diaktifkan oleh thrombin yang terbentuk dalam
kaskade pristiwa koagulasi pada tempat yang sama, atau oleh ADP yang dilepaskan
trombosit aktif lainnya. Pada pengaktifan, trombosit akan berubah bentuk dan
dengan adanya fibrinogen, trombosit kemudian mengadakan agregasi terbentuk
sumbat hemostatik ataupun trombos.
2)
Pembentukan jaring fibrin yang
terikat dengan agregat trombosit sehingga terbentuk sumbat hemostatik atau
trombos yang lebih stabil.
3)
Pelarutan parsial atau total agregat
hemostatik atau trombos oleh plasmin
Tipe
trombos :
1.
Trombos putih tersusun dari
trombosit serta fibrin dan relative kurang mengandung eritrosit (pada tempat
luka atau dinding pembuluh darah yang abnormal, khususnya didaerah dengan
aliran yang cepat[arteri]).
2.
Trombos merah terutama terdiri atas
erotrosit dan fibrin. Terbentuk pada daerah dengan perlambatan atau stasis
aliran darah dengan atau tanpa cedera vascular, atau bentuk trombos ini dapat
terjadi pada tempat luka atau didalam pembuluh darah yang abnormal bersama
dengan sumbat trombosit yang mengawali pembentukannya.
3.
Endapan fibrin yang tersebar luas
dalam kapiler/p.darah yang amat kecil.
Ada dua lintasan yang membentuk bekuan fibrin, yaitu lintasan instrinsik dan ekstrinsik. Kedua lintasan ini tidak bersifat independen walau ada perbedaan artificial yang dipertahankan.
Ada dua lintasan yang membentuk bekuan fibrin, yaitu lintasan instrinsik dan ekstrinsik. Kedua lintasan ini tidak bersifat independen walau ada perbedaan artificial yang dipertahankan.
Proses yang mengawali pembentukan
bekuan fibrin sebagai respons terhadap cedera jaringan dilaksanakan oleh
lintasan ekstrinsik. Lintasan intrinsic pengaktifannya berhubungan dengan suatu
permukaan yang bermuatan negative. Lintasan intrinsic dan ekstrinsik menyatu
dalam sebuah lintasan terkahir yang sama yang melibatkan pengaktifan protrombin
menjadi thrombin dan pemecahan fibrinogen yang dikatalis thrombin untuk
membentuk fibrin. Pada pristiwa diatas melibatkan macam jenis protein yaitu
dapat diklasifikaskan sebagai berikut:
a.
Zimogen protease yang bergantung
pada serin dan diaktifkan pada proses koagulasi
b.
Kofaktor
c.
Fibrinogen
d.
Transglutaminase yang menstabilkan
bekuan fibrin
e.
Protein pengatur dan sejumla protein
lainnya
G. Anatomi dan Fisiologi Jantung
Jantung
terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada diantara kedua paru.Terdapat
selaput yang mengitari jantung yang disebut perikardium, terdiri dari dua
lapisan:
1. Perikardium
parietalis : lapisan luar melekat pada tulang dada dan paru
2. Perikardium
viseralis : lapisan permukaan jantung/ epikardium
Diantara kedua lapisan ini terdapat cairan perikardium.
Diantara kedua lapisan ini terdapat cairan perikardium.
a. STRUKTUR JANTUNG
Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan :
1. Lapisan luar (epikardium)
2. Lapisan tengah (Miokardium)
3. Lapisan dalam (endokardium)
Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan :
1. Lapisan luar (epikardium)
2. Lapisan tengah (Miokardium)
3. Lapisan dalam (endokardium)
b. Ruang – Ruang Jantung
Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu 2 berdinding tipis disebut atrium(serambi) dan 2 berdinding tebal disebut ventrikel (bilik)
1. Atrium
Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu 2 berdinding tipis disebut atrium(serambi) dan 2 berdinding tebal disebut ventrikel (bilik)
1. Atrium
a)
Atrium kanan berfungsi sebagai
penampung darah rendah oksigen dari seluruh tubuh. Kemudian darah dipompakan ke
ventrikel kanan melalui katub dan selanjutnya ke paru.
b)
Atrium kiri menerima darah yang kaya
oksigen dari kedua paru melalui 4 buah vena pulmonalis. Kemudian darah mengalir
ke ventrikel kiri melalui katub dan selanjutnya ke seluruh tubuh melalui aorta.
Kedua atrium dipisahkan oleh sekat yang disebut septum atrium.
Kedua atrium dipisahkan oleh sekat yang disebut septum atrium.
2. Ventrikel
Merupakan alur alur otot yang disebut trabekula. Alur yang menonjol disebut muskulus papilaris, ujungnya dihubungkan dengan tepi daun katub atrioventrikuler oleh serat yang disebut korda tendinae.
Merupakan alur alur otot yang disebut trabekula. Alur yang menonjol disebut muskulus papilaris, ujungnya dihubungkan dengan tepi daun katub atrioventrikuler oleh serat yang disebut korda tendinae.
a) Ventrikel
kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru melalui arteri
pulmonalis.
b) Ventrikel
kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan keseluruh tubuh melalui
aorta
Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel.
Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel.
c. Katup
Katup Jantung
1. Katup
atrioventrikuler
Terletak antara atrium dan ventrikel. Katup yang terletak diantara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai 3 buah daun katup (trikuspid). Sedangkan katup yang terletak diantara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup (Mitral). Memungkinkan darah mengalir dari atrium ke ventrikel pada fase diastole dan mencegah aliran balik pada fase sistolik.
Terletak antara atrium dan ventrikel. Katup yang terletak diantara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai 3 buah daun katup (trikuspid). Sedangkan katup yang terletak diantara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup (Mitral). Memungkinkan darah mengalir dari atrium ke ventrikel pada fase diastole dan mencegah aliran balik pada fase sistolik.
2. Katup
Semilunar
a.
Katup Pulmonal terletak pada arteri
pulmonalis dan memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan.
b.
Katup Aorta terletak antara
ventrikel kiri dan aorta.
Kedua katup ini mempunyai bentuk yang sama terdiri dari 3 buah daun katup yang simetris. Danya katup ini memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri selama sistole dan mencegah aliran balik pada waktu diastole. Pembukaan katup terjadi pada waktu masing-masing ventrikel berkontraksi, dimana tekanan ventrikel lebih tinggi dari tekanan didalam pembuluh darah arteri.
Kedua katup ini mempunyai bentuk yang sama terdiri dari 3 buah daun katup yang simetris. Danya katup ini memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri selama sistole dan mencegah aliran balik pada waktu diastole. Pembukaan katup terjadi pada waktu masing-masing ventrikel berkontraksi, dimana tekanan ventrikel lebih tinggi dari tekanan didalam pembuluh darah arteri.
H. Denyut Jantung
Jantung dipersarafi oleh sistem
saraf otonom. Kecepatan denyut jantung terutama ditentukan oleh pengaruh otonom
pada nodus SA. Jantung dipersarafi oleh kedua divisi sistem saraf otonom, yang
dapat memodifikasi kecepatan (serta kekuatan) kontraksi, walaupun untuk memulai
kontraksi tidak memerlukan stimulasi saraf. Kontraksi jantung disebut disebut
systole sedangkan relaksasi jantung atau pengisian darah pada jantung disebut
diastole. Irama jantung dimulai dari pacemaker (NSA) dengan impuls 60-80
kali/menit. Semua bagian jantung dapat memancarkan impuls tersendiri tetapi
dengan frekuensiyang lebih rendah. Bagian jantung yang memancarkan impuls
diluar NSA disebut focus ektopik yang menimbulkan perubahan irama jantung yang
disebut aritmia. Aritmia dapat disebabkan oleh hipoksia, ketidakseimbangan
elektrolit, kafein, nikotin karena hal tersebut dapat menyebabkan fokus ektopik
kontraksi diluar kontraksi dari nodus NSA. Jika terjadi hambatan aliran impuls
dari NSA menuju NAV maka impuls syaraf akan timbul dari nodus NAV dengan
frekuensi yang lebih rendah yaitu sekitar 40-50 kali/menit. Jika ada hambatan
pada bundle his atau serabut bundle kanan dan kiri maka otot jantung akan
kontraksi dengan iramanya sendiri yaitu 20-30 kali/menit. Denyut jantung 20-30
kali/menit tidak dapat mempertahankan
metabolisme otot.
I. Kardiodinamika
Jantung berfungsi untuk memompa darah guna memenuhi
kebutuhan metabolisme sel seluruh tubuh.
A.Struktur Otot Jantung
Otot jantung mirip dengan otot skelet yaitu mempunyai serat otot. Perbedaannya otot jantung tidak dipengaruhi oleh syaraf somatik, otot jantung bersifat involunter. Kontraksi otot jantung dipengaruhi oleh adanya pacemaker pada jantung.
B.Metabolisme Otot Jantung
Metabolisme otot jantung tergantung sepenuhnya pada metabolisme aerobik. Otot jantung sangat banyak mengandung mioglobin yang dapat mengikat oksigen. Karena metabolisme sepenuhnya adalah aerob, otot jantung tidak pernah mengalami kelelahan.
C.Sistem Konduksi Jantung
Jantung mempunyai system syaraf tersendiri yang menyebabkan terjadinya kontraksi otot jantung yang disebut system konduksi jantung. Syaraf pusat melalui system syaraf autonom hanya mempengaruhi irama kontraksi jantung. Syaraf simpatis memacu terjadinya kontraksi sedangkan syaraf parasimpatis menghamabt kontraksi. System kontraksi jantung terdiri atas :
Nodus Sinoatrialkularis (NSA) terletak pada atrium kanan dan dikenal sebagai pacemaker karena impuls untuk kontraksi dihasilkan oleh nodus ini.
Nodus Atrioventrikularis (NAV) terletak antara atrium dan ventrikel kanan berperan sebagai gerbang impuls ke ventrikel.
Bundle His adalah serabut syaraf yang meninggalkan NAV.
Serabut Bundle Kanan Dan Kiri adalah serabut syaraf yang menyebar ke ventrikel terdapat pada septum interventrikularis.
Serabut Purkinje adalah serabut syaraf yang terdapat pada otot jantung.
A.Struktur Otot Jantung
Otot jantung mirip dengan otot skelet yaitu mempunyai serat otot. Perbedaannya otot jantung tidak dipengaruhi oleh syaraf somatik, otot jantung bersifat involunter. Kontraksi otot jantung dipengaruhi oleh adanya pacemaker pada jantung.
B.Metabolisme Otot Jantung
Metabolisme otot jantung tergantung sepenuhnya pada metabolisme aerobik. Otot jantung sangat banyak mengandung mioglobin yang dapat mengikat oksigen. Karena metabolisme sepenuhnya adalah aerob, otot jantung tidak pernah mengalami kelelahan.
C.Sistem Konduksi Jantung
Jantung mempunyai system syaraf tersendiri yang menyebabkan terjadinya kontraksi otot jantung yang disebut system konduksi jantung. Syaraf pusat melalui system syaraf autonom hanya mempengaruhi irama kontraksi jantung. Syaraf simpatis memacu terjadinya kontraksi sedangkan syaraf parasimpatis menghamabt kontraksi. System kontraksi jantung terdiri atas :
Nodus Sinoatrialkularis (NSA) terletak pada atrium kanan dan dikenal sebagai pacemaker karena impuls untuk kontraksi dihasilkan oleh nodus ini.
Nodus Atrioventrikularis (NAV) terletak antara atrium dan ventrikel kanan berperan sebagai gerbang impuls ke ventrikel.
Bundle His adalah serabut syaraf yang meninggalkan NAV.
Serabut Bundle Kanan Dan Kiri adalah serabut syaraf yang menyebar ke ventrikel terdapat pada septum interventrikularis.
Serabut Purkinje adalah serabut syaraf yang terdapat pada otot jantung.
J. Pola Respon Kardiovaskuler
Sistem
kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses pengangkutan
berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ
penggerak yang disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri
yang mergalirkan darah dari jantung, dan vena yang mengalirkan darah menuju
jantung.
Jantung manusia merupakan jantung berongga yang memiliki 2 atrium dan 2 ventrikel. Jantung merupakan organ berotot yang mampu mendorong darah ke berbagai bagian tubuh. Jantung manusia berbentuk seperti kerucut dan berukuran sebesar kepalan tangan, terletak di rongga dada sebalah kiri. Jantung dibungkus oleh suatu selaput yang disebut perikardium. Jantung bertanggung jawab untuk mempertahankan aliran darah dengan bantuan sejumlah klep yang melengkapinya. Untuk mejamin kelangsungan sirkulasi, jantung berkontraksi secara periodik.
Otot jantung berkontraksi terus menerus tanpa mengalami kelelahan. Kontraksi jantung manusia merupakan kontraksi miogenik, yaitu kontaksi yang diawali kekuatan rangsang dari otot jantung itu sendiri dan bukan dari syaraf.
Jantung manusia merupakan jantung berongga yang memiliki 2 atrium dan 2 ventrikel. Jantung merupakan organ berotot yang mampu mendorong darah ke berbagai bagian tubuh. Jantung manusia berbentuk seperti kerucut dan berukuran sebesar kepalan tangan, terletak di rongga dada sebalah kiri. Jantung dibungkus oleh suatu selaput yang disebut perikardium. Jantung bertanggung jawab untuk mempertahankan aliran darah dengan bantuan sejumlah klep yang melengkapinya. Untuk mejamin kelangsungan sirkulasi, jantung berkontraksi secara periodik.
Otot jantung berkontraksi terus menerus tanpa mengalami kelelahan. Kontraksi jantung manusia merupakan kontraksi miogenik, yaitu kontaksi yang diawali kekuatan rangsang dari otot jantung itu sendiri dan bukan dari syaraf.
K. Struktur dan Karakteristik Arteri-Vena-Kapiler
Pembuluh
darah adalah bagian dari sistem sirkulasi yang mengangkut darah ke seluruh
tubuh. Ada tiga jenis pembuluh darah, yaitu arteri, kapiler, dan vena.
1. Pembuluh Arteri (Nadi)
Pada
saat jantung berkontraksi (sistol), darah akan keluar dari bilik menuju
pembuluh nadi (arteri), sehingga arah aliran darah dalam arteri meninggalkan
jantung. Pembuluh ini tebal, elastis (diameternya dapat berubah sesuai
kebutuhan) hal tersebut berfungsi untuk menjaga aliran darah konstan dan tidak
tersendat. Pembuluh tersebut memiliki sebuah katup yang disebut valvula
semilunaris yang berada tepat di luar jantung. Letak pembuluh nadi di dalam
permukaan kulit, namun denyutnya masih dapat dirasakan. Tekanan darah di
dalamnya kuat, sehingga jika terluka darahnya memancar. Warna darah yang
diangkutnya adalah merah segar. Darah dalam arteri kaya akan O2, kecuali
arteri paru-paru.
Pembuluh
nadi tersusun atas tiga lapis jaringan, yaitu :
a.
Lapisan pertama, berupa jaringan
ikat yang kuat dan elastis.
b. Lapisan tengah, berupa otot polos
yang berkontraksi secara tak sadar sehingga dapat menguah diameter pembuluh
nadi.
2. Pembuluh Vena (Balik)
Pembuluh vena (balik) ditemukan oleh
seorang ahli fisiologi dari inggris, yakni William Harvey (1578–1657). Vena
berfungsi untuk mengedarkan darah dari kapiler menuju jantung. Dindingnya tipis
dan kurang elastis. Pembuluh ini memiliki banyak katup yang berfungsi mencegah
darah mengalir kembali ke jantung. Letak pembuluh vena dekat dengan permukaan
kulit, denyutnya tidak dapat dirasakan. Tekanan darah di dalamnya lemah,
sehingga jika terluka darahnya menetes. Darah yang diangkut mengandung CO2,
kecuali vena pulmonalis. Warna darah yang diangkutnya adalah merah tua.
Pembuluh vena yang masuk ke jantung yaitu :
a.
Vena Cava Superior
Vena ini membawa darah yang
mengandung CO2 dari tubuh bagian atas ke serambi kanan.
b. Vena Cava Inferior
Vena ini membawa darah yang
mengandung CO2 dari tubuh bagian bawah ke serambi kanan.
c.
Vena Pulmonalis
Vena ini membawa darah yang
mengandung O2 dari paru – paru ke serambi kiri jantung.
3. Kapiler
Pembuluh kapiler merupakan pembuluh
yang membentuk jalinan pembuluh di seluruh jaringan dan menjadi penghubung
antara pembuluh nadi dan pembuluh balik. Fungsinya sebagai tempat difusi
oksigen, karbon dioksida, sari makanan, hormon, dan zat sisa.
L. Sirkulasi Fungsi Sistem Kardiovaskuler
Lingkaran sirkulasi dapat dibagi atas dua bagian besar yaitu
sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonalis.
a.
Sirkulasi Sistemik
1. Mengalirkan darah ke berbagi organ
2. Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda
3. Memerlukan tekanan permulaan yang besar
4. Banyak mengalami tahanan
5. Kolom hidrostatik panjang
1. Mengalirkan darah ke berbagi organ
2. Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda
3. Memerlukan tekanan permulaan yang besar
4. Banyak mengalami tahanan
5. Kolom hidrostatik panjang
b.
Sirkulasi Pulmonal
1. Hanya mengalirkan darah ke paru
2. Hanya berfungsi untuk paru
3. Mempunyai tekanan permulaan yang rendah
4. hanya sedikit mengalai tahanan
5. Kolom hidrostatik pendek
1. Hanya mengalirkan darah ke paru
2. Hanya berfungsi untuk paru
3. Mempunyai tekanan permulaan yang rendah
4. hanya sedikit mengalai tahanan
5. Kolom hidrostatik pendek
c.
Sirkulasi Koroner
Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan membawa oksigen untuk miokardium melalui cabang cabang intar miokardial yang kecil. Aliran darah koroner meningkat pada:
1. Aktifitas
2. Denyut jantung
3. Rangsang sistem syaraf simpatis
Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan membawa oksigen untuk miokardium melalui cabang cabang intar miokardial yang kecil. Aliran darah koroner meningkat pada:
1. Aktifitas
2. Denyut jantung
3. Rangsang sistem syaraf simpatis
M. Abnormalitas Darah, Jantung dan Pembuluh
a.
Kelainan Pada Darah
1.
Hemofilia merupakan kelainan genetik
yang menyebabkan kegagalan fungsi dalam pembekuan
darah
seseorang. Akibatnya, luka kecil dapat membahayakan nyawa. Luka bisa
menyebabkan kehilangan darah yang parah dan kehabisan darah. Trombosit
menyebabkan darah membeku, menutup luka kecil, tetapi luka besar perlu dirawat
dengan segera untuk mencegah terjadinya kekurangan darah. Kerusakan pada organ
dalam bisa menyebabkan luka dalam yang parah atau hemorrhage.
2.
Leukemia merupakan kanker pada
jaringan tubuh pembentuk sel darah putih. Penyakit ini terjadi akibat kesalahan
pada pembelahan sel darah putih yang mengakibatkan
jumlah sel darah putih meningkat dan kemudian memakan sel darah putih yang
normal.
3.
Anemia kekurangan darah akibat pendarahan hebat, baik karena
kecelakaan atau bukan (seperti pada operasi).
4.
Hemofilia, suatu kelainan herediter
(keturunan) dengan tidak adanya mekanisme darah, sehingga pasien dapat
mengalami pendarahan yang parah sesudah luka kecil.
5.
Darah juga merupakan salah satu
"vektor" dalam penularan penyakit. Salah satu contoh penyakit yang
dapat ditularkan melalui darah adalah AIDS. Darah yang mengandung virus HIV dari makhluk hidup yang HIV positif dapat menular pada
makhluk hidup lain melalui sentuhan antara darah dengan darah, sperma, atau cairan tubuh makhluk hidup
tersebut.
b. Kelainan Pada Jantung
1.
Perikarditis,peradangan selaput
pembungkus jantung dan kantong tempat jantung berada. Selaput yang meradang
mengeluarkan cairan yang berkumpul menjadi pembengkakan perikardial yang
menyukarkan gerakan jantung.
2.
Endokarditis, peradangan pada
endokardium
c. Kelainan Pada Pembuluh
1. Aneurisma, pembengkakan yang berbentuk jala
pada seluruh lingkaran arteri, tampak seperti tumor dapat menekan struktur
sekitarnya yang mengakibatkan gejala tekanan atau dapat pula robek.
2. Arteritis, peradangan pada arteri
3. Arteriosklerisis, pengerasan dinding arteri,
umumnya bersamaan dengan hipertensi.
4. Arterosklerosis, kelainan progresif yang
sering mengenai arteri anggota gerak bawah, yang menyebabkan rasa baal,
pemucatan dan sakit.
5. Flebitis, peradangan dinding vena yang dapat
disebabkan infeksi atau pelukaan.
6. Trombosis vena, adanya bekuan darah yang
menyumbat vena
7. Varises (pembuluh darah mekar), vena tepi
mekar dan berkelok-kelok
8. Hemoroid (wasir), vena mekar pada rektum yang
menyebabkan perdarahan hebat.
N. Integrasi dengan Sisten Lain
BAB III
SIMPULAN
Hal ini karena sistem sirkulasi
adalah sistem transportasi tubuh. Fungsi ini akan berfungsi sebagai sistem
vital untuk mengangkut bahan-bahan yang mutlak dibutuhkan oleh sel-sel tubuh.
Sistem sirkulasi teridiri dari tiga komponen dasar:
a)Jantung, yang berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar dapat mengalir ke jaringan.
b)Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah dapat didistribusikan ke seluruh tubuh.
c)Darah, berfungsi sebagai media transportasi segala material yang akan didistribusikan ke seluruh tubuh.
a)Jantung, yang berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar dapat mengalir ke jaringan.
b)Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah dapat didistribusikan ke seluruh tubuh.
c)Darah, berfungsi sebagai media transportasi segala material yang akan didistribusikan ke seluruh tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Hall JE. Fisiologi Kedokteran. 11th
ed. Jakarta: Penerbit EGC;2010.
Kimball, J. W.
1983. Biologi. Erlangga, Jakarta.
Ramadhan AJ. Mencermati Gangguan
pada Darah dan Pembuluh Darah: Tekanan Darah. Yogyakarta: Diva Press; 2009. P.
34-43
Sastrodinoto, Soenarjo. 1980.
Biologi Umum II. PT. Gramedia: Jakarta
Komentar
Posting Komentar