BAB
I
PENDAHULAN
Seperti halnya mamalia lainnya, manusia
bereproduksi secara seksual dan bersifat vivipar atau melahirkan anaknya. Ovum
yang telah dibuahi oleh sperma akan menghasilkan zigot yang selanjutnya tumbuh
dan berkembang menjadi embrio di dalam uterus (rahim) ibunya.
Alat kelamin manusia dibedakan menjadi alat kelamin
jantan (pria) dan alat kelamin betina (wanita). Baik pria maupun wanita
mempunyai bagian-bagian alat kelamin yang terdapat di dalam tubuh dan juga yang
terdapat di luar tubuh.
Reproduksi
adalah suatu proses biologis di mana individu organisme baru diproduksi. Reproduksi adalah cara dasar mempertahankan diri yang
dilakukan oleh semua bentuk kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai
hasil dari suatu proses reproduksi oleh pendahulunya. Cara reproduksi secara
umum dibagi menjadi dua jenis: seksual dan aseksual.
Dalam reproduksi aseksual, suatu individu
dapat melakukan reproduksi tanpa keterlibatan individu lain dari spesies yang
sama. Pembelahan sel bakteri menjadi dua sel anak adalah contoh dari reproduksi aseksual. Walaupun
demikian, reproduksi aseksual tidak dibatasi kepada organisme bersel satu.
Kebanyakan tumbuhan juga memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi aseksual.
Reproduksi seksual membutuhkan keterlibatan
dua individu, biasanya dari jenis kelamin yang berbeda. Reproduksi manusia normal adalah contoh umum reproduksi seksual. Secara umum, organisme
yang lebih kompleks melakukan reproduksi secara seksual, sedangkan organisme
yang lebih sederhana, biasanya satu sel, melakukan reproduksi secara aseksual.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Alat reproduksi pria
Alat kelamin dalam pria terdiri atas:
a.
Testes
Berjumlah sepasang, dan
berbentuk bulat telur. Organ ini tersimpan dalam suatu kantung pelindung yang
disebut skrotum (kantong buah zakar) dan terletak diluar rongga perut,
berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoa)
dan juga hormon kelamin jantan yaitu testosteron. Testis banyak mengandung
pembuluh halus disebut tubulus seminiferus.
b.
Saluran reproduksi, terdiri atas:
- Epididimis,
yaitu saluran panjang berkelok-kelok yang terdapat di dalam skrotum yang keluar
dari testis. Setiap testis mempunyai satu epididimis, sehingga jumlahnya
sepasang, kanan dan kiri. Saluran ini panjang dan berbelok-belok di dalam
skrotum. Di dalam epididimis ini sperma disimpan untuk sementara dan menjadi
matang sehingga dapat bergerak.
- Vas
deferens, yaitu saluran yang merupakan lanjutan dari epididimis. Bagian
ujung saluran ini terdapat di dalam kelenjar prostata. Fungsi vas deferens
ialah sebagai jalan sperma dari epididimis ke kantung sperma (vesicula
seminalis).
c.
Kelenjar kelamin
Di samping saluran kelamin,
alat kelamin dilengkapi dengan kelenjar kelamin, yang bertugas menghasilkan
sekrit (getah) yaitu:
- Vesicula
seminalis (kantung sperma): berjumlah sepasang, dan menjadi satu kantong.
Dindingnya dapat menghasilkan cairan berwarna kekuningan yang banyak mengandung
makanan untuk sperma.
- Kelenjar
prostat: getah yang dihasilkan dialirkan ke saluran
sperma.
- Kelenjar
bulbo uretra: menghasilkan getah
- Kelenjar
Cowper: terdapat pada pangkal urethra. Getah yang diproduksi berupa lendir
dan dialirkan ke urethra.
Sperma bersama getah yang
diproduksi oleh kelenjar kelamin tadi akan membentuk suatu komponen yang
disebut semen. Semen ini akan dipancarkan keluar melalui uretra yang terdapat
di dalam penis (alat kelamin luar pria).
d.
Urethra
Urethra ialah saluran yang
terdapat di dalam penis yang mempunyai dua fungsi, yaitu:
- sebagai
saluran urine dari kandung kemih (vesica urinaria) keluar tubuh
- sebagai
saluran untuk jalannya semen dari kantong semen.
Alat kelamin luar pria terdiri atas:
a.
Penis
Merupakan organ yang berperan
untuk kopulasi (persetubuhan). Kopulasi adalah hubungan kelamin (senggama)
antara pria dan wanita yang bertujuan untuk memindahkan semen ke dalam rahim
wanita. Dari dalam penis terdapat uretra berupa saluran yang dikelilingi oleh
jaringan yang banyak mengandung rongga darah (korpus cavernosum). Apabila
karena sesuatu hal korpus cavernosum itu penuh berisi darah, maka penis akan
tegang dan mengembang disebut ereksi. Hanya dalam keadaan ereksilah penis dapat
melakukan tugas sebagai alat kopulasi. Alat reproduksi pada pria mulai
berfungsi semenjak masa puber (± 14 tahun) sampai tua selama manusia itu dalam
keadaan sehat.
b.
Scrotum
Merupakan kantung tempat kedua
testis berada.
2.
Alat reproduksi wanita
Seperti halnya pria, alat reproduksi wanita juga terdiri atas alat kelamin luar dan alat kelamin dalam.
Alat kelamin luar wanita
terdiri atas:
a. Celah
luar yang disebut vulva.
b. Di
sebelah kiri dan kanan celah ini dibatasi oleh sepasang bibir, yaitu bibir
besar (labium mayor) dan bibir kecil (labium minor).
c. Di
sebelah depan dari vulva terdapat tonjolan yang disebut kelentit (klitoris),
yang sejarah terjadinya sama dengan perkembangan penis pada pria.
d. Ke dalam vulva ini bermuara dua saluran, yaitu saluran urine (urethra) dan saluran kelamin (vagina).
Alat kelamin dalam wanita
terdiri atas :
a.
Ovarium (indung telur)
Berjumlah sepasang, kecil, dan
alat ini terdapat dalam rongga badan, didaerah pinggang, bentuknya seperti
telur. Di dalam ovarium terdapat jaringan kelenjar buntu (kelenjar endokrin)
dan jaringan yang membuat sel telur (ovum) yang disebut folikel.
b.
Saluran reproduksi
- Saluran
telur (tuba fallopi), berjumlah sepasang, kanan dan kiri. Pada bagian
pangkalnya berbentuk corong yang disebut infundibulum. Infundibulum dilengkapi
dengan jumbai-jumbai yang berfungsi untuk menangkap sel telur yang telah masak
dan lepas dari ovarium.
- Rahim
(uterus), bertipe simpleks, artinya hanya memiliki satu ruangan. Berbentuk
buah pir, dan bagian bawahnya mengecil disebut leher rahim (cervix). Dinding
rahim terdiri atas beberapa lapisan otot dan jaringan epitel. Lapisan terdalam
yang membatasi rongga rahim terdiri atas jaringan epitel yang disebut
endometrium atau selaput rahim. Lapisan ini banyak menghasilkan lendir dan
banyak mengandung pembuluh darah. Sebulan sekali, yaitu pada waktu menstruasi
(haid), lapisan ini dilepaskan yang diikuti dengan pendarahan. Dinding rahim
akan selalu mengalami perubahan ketebalan, dan peristiwanya dipengaruhi oleh
hormon.
- Vagina,
merupakan akhir dari saluran kelamin dalam yang terdapat dalam vulva dan
merupakan organ persetubuhan bagi wanita. Karena fungsinya yang penting yakni
untuk melahirkan bayi, maka organ ini banyak mempunyai banyak lipatan. Hal ini
mempermudah wanita pada waktu melahirkan bayinya, sehingga vagina tersebut
tidak sobek. Dinding vagina mempunyai banyak selaput lendir yang berkelenjar,
salah satu kelenjar yang penting ialah glandula Bartholini.
3.
Mekanisme Produksi Ovum.
Ovarium seorang wanita mampu
memproduksi sel telur setelah masa puber sampai dewasa subur, yaitu berkisar
antara umur 12 sampai dengan 50 tahun. Setelah sel telur habis diovulasikan,
maka seorang wanita tidak lagi mengalami menstruasi (haid), dan disebut masa
menopause. Pada masa menopause alat reproduksi tidak berfungsi lagi dan
mengecil, karena berkurangnya produksi hormon kelamin.
Mekanisme produksi sel telur
oleh folikel diatur oleh hormon yang dihasilkan hipofisis. Mekanisme produksi
sel telur dan siklus menstruasi adalah sebagai berikut.
- Kelenjar
hipofisis menghasilkan hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone). Hormon
ini berfungsi untuk memacu pembentukan folikel dalam ovarium.
- Folikel
yang sedang tumbuh tersebut memproduksi hormon estrogen. Fungsi hormon
estrogen ialah:
·
merangsang pertumbuhan endometrium
dinding rahim
·
menghambat produksi FSH oleh
pituitari
·
memacu pituitari untuk
memproduksi hormon LH (Luteinizing Hormone). Keluarnya LH dari hipofisis
menyebabkan telur masak, dan keluar dari dalam folikel, peristiwa inilah yang
disebut ovulasi.
- Setelah
telur masak dan meninggalkan ovarium, LH mengubah folikel menjadi badan
berwarna kuning yang disebut korpus luteum. Dan sekarang tidak mampu
memproduksi estrogen lagi, tetapi mampu memproduksi hormon progesteron.
Hormon progesteron berfungsi untuk mempercepat dan mempertahankan
pertumbuhan endometrium.
- Bila sel telur yang keluar dari ovarium tidak
dibuahi, produksi estrogen terhenti. Hal ini menyebabkan kadar estrogen
dalam darah sangat rendah, akibatnya aktivitas hipofisis untuk memproduksi LH
juga menurun. Penurunan produksi LH menyebabkan korpus luteum tidak dapat
memproduksi progesteron. Tidak adanya progesteron dalam darah menyebabkan
penebalan dinding rahim tidak dapat dipertahankan, selanjutnya akan luruh dan
terjadilah pendarahan. Inilah yang disebut menstruasi.
- Bila terjadi pembuahan sel telur oleh sperma,
maka zigot yang terbentuk akan melakukan nidasi / transplantasi (penanaman
diri) pada endometrium. Zigot akan berkembang menjadi embrio, terus
menjadi janin. Selanjutnya placenta janin yang terbentuk akan menghasilkan HCG
(Human Chorionic Gonadotropic) yang akan menggantikan peran progesteron.
Janin ini mendapat makanan dari tubuh induknya dengan perantaraan plasenta
(ari-ari / tembuni).
Selaput pembungkus embrio
terdiri dari amnion, korion, sakus vitelinus dan alantois.
Janin
kucing sebagai contoh perbandingan:
1. umbilicus
2. amnion
3. allantois
4. kantung kuning telur
5. perdarahan
6. placenta
Sakus
vitelinus, (kantong kuning telur)
terletak di antara amnion dan plasenta, merupakan tempat pembentukan sel-sel
darah dan pembuluh-pembuluh darah yang pertama. Selaput-selaput tersebut
berfungsi untuk:
·
Melindungi embrio terhadap
kekeringan dan goncangan-goncangan.
·
Membantu proses pernapasan,
ekskresi dan fungsi-fungsi penting lainnyaselama kehidupannya didalam rahim.
Amnion
Merupakan selaput yang
membatasi ruangan amnion di mana terdapat embrio. Dinding amnion menghasilkan
cairan berupa air ketuban yang berguna untuk menjaga agar embrio tetap basah
dan tahan goncangan.
Korion
Merupakan selaput yang
terdapat di sebelah luar amnion. Korion dan alantois akan tumbuh keluar
membentuk jonjot dan berhubungan dengan dinding rahim. Jonjot-jonjot korion
menempel pada dinding rahim. Di dalamnya terdapat pembuluh-pembuluh darah yang
berhubungan dengan peredaran darah ibu dengan perantaraan plasenta.
Alantois
Terletak di dalam tali pusat.
Jaringan epitelnya menghilang dan yang menetap adalah pembuluh-pembuluh
darahnya yang berfungsi untuk menghubungkan sirkulasi embrio dengan plasenta.
Plasenta dengan embrio dihubungkan oleh tali pusat. Di dalamnya terdapat 2 buah
pembuluh nadi dan sebuah pembuluh balik yang berhubungan dengan
pembuluh-pembuluh darah di dalam plasenta. Zat makanan dan oksigen dari
pembuluh darah induknya melalui plasenta ke tali pusat dan selanjutnya ke
pembuluh darah embrio. Sedang zat sisa metabolisma dan CO2 dari
pembuluh darah embrio, ke tali pusat, terus ke plasenta, dan akhirnya dialirkan
ke pembuluh darah ibu. Bila pertumbuhan dan perkembangan janin telah sempurna,
janin akan keluar melalui vagina. Selubung janin akan pecah, diikuti keluarnya
plasenta.
4.
Siklus
menstruasi.
Menstruasi adalah proses normal yang harus dialami
oleh semua wanita subur, yang ditandai dengan keluarnya darah dari vagina karena
terjadi pengelupasan dinding rahim (endometrium). Peristiwa ini erat
kaitannya dengan produksi ovum (telur). Itu sebabnya jika ada gangguan
siklus menstruasi orang banyak mengaitkannya dengan terjadinya gangguan
kesuburan.
Untuk memahami bagaimana terjadinya menstruasi,
kita harus kembali ke masalah hormon yang dikeluarkan oleh hipofisis. Mekanisme
produksi ovum diatur oleh hormon yang dihasilkan oleh bagian otak yang disebut hipofisis/pituitary.
Ceritanya begini: pada saat tertentu hipofisis menghasilkan hormon FSH
(Follicle Stimulating Hormone) atau hormon yang merangsang pembentukan folikel.
Pembentukan folikel terjadi di dalam ovarium (indung telur), umumnya
yang aktif adalah ovarium sebelah kiri. Di dalam folikel inilah terdapat calon
ovum.
Folikel yang sedang tumbuh tersebut menghasilkan
hormon estrogen yang berfungsi merangsang pertumbuhan endometrium
(penebalan dinding rahim). Sejalan dengan perkembangan folikel, maka estrogen
yang dihasilkan akan semakin banyak, sehingga pada kadar tertentu akan
merangsang hipofisis untuk menghasilkan hormon LH (Luteinizing Hormone)
yang menyebabkan folikel pecah sehingga ovum keluar dan masuk ke dalam tuba
fallopi/oviduct (saluran telur). Peristiwa inilah yang disebut ovulasi.
Umumnya ovulasi terjadi sekitar hari ke-14 dihitung sejak awal terjadinya
menstruasi (lihat gambar). Inilah yang disebut dengan masa subur wanita.
Folikel yang telah pecah tersebut akah berubah
menjadi berwarna kekuningan dan disebut korpus luteum. Badan kuning ini
selanjutnya mengeluarkan hormon progesteron yang berfungsi untuk
mempercepat dan mempertahankan pertumbuhan endometrium. Untuk diketahui bahwa
pada endometrium (penebalan dinding rahim) inilah kelak zigot (calon bayi) akan
tumbuh dan memperoleh makanan dari ibunya melalui plasenta (ari-ari/tembuni).
Endometrium dibentuk dari jalinan kapiler darah dan jaringan lain yang hangat
dan lembut.
Terus kemana nasib si ovum tadi? Ada dua kemungkinan
nasibnya. Pertama, bila ovum yang telah keluar tadi dibuahi sehingga terbentuk
zigot, kemudian melakukan penempelan (nidasi) pada endometrium dan
selanjutnya berkembang menjadi embrio, akhirnya menjadi janin. Selama masa
perkembangan tersebut janin membentuk plasenta yang dia gunakan untuk mengambil
makanan dan oksigen dari ibunya. Nah, hebatnya plasenta ini bisa menghasilkan
hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropic) yang berfungsi mempertahankan
penebalan endometrium yang digunakan janin sebagai media pertumbuhannya. Jadi
HCG berfungsi menggantikan peran hormon progesteron, karena hormon ini tidak
bisa diproduksi terus oleh korpus luteum.
Kedua, jika ovum tidak dibuahi
akan mati dalam waktu sekitar 24 jam. Sementara itu karena progesteron tidak
dapat terus diproduksi oleh korpus luteum, akibatnya kadarnya terus turun. Ini
berakibat endometrium tidak bisa dipertahankan, dan akhirnya mengelupas.
Jaringan endometrium akan meluruh bersama darah yang dikeluarkan melalui vagina.
Inilah proses yang disebut menstruasi.
Ada masalah lain yang lebih
gawat! Beberapa hari menjelang menstruasi, hampir semua wanita tahu kalau sang tamu
mau datang karena ada tanda-tandanya: badan sakit semua, mudah capek, payudara
terasa lebih kencang dan sakit, perut bagian bawah sakit (dilep), gampang
emosi, mudah tersinggung, pokoknya tanda-tanda semacam itulah! Nah, itulah yang
disebut pre menstrual syndrome (PMS). Gejala ini akan hilang setelah
selesai menstruasi, dan psikis sang wanita kembali normal.
5.
Penyakit
dan kelamin.
Penyakit
pada sistem reproduksi manusia dapat disebabkan oleh virus ataupun
bakteri. Penyakit yang menyerang sistem reproduksi manusia dinamakan juga
penyakit kelamin. Pada umumnya, penyakit kelamin ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit tersebut dapat menyerang pria maupun wanita.
Sifilis
Sifilis
adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri. Tanda-tanda sifilis,
antara lain terjadinya luka pada alat kelamin, rektum, lidah, dan bibir;
pembengkakan getah bening pada bagian paha; bercak-bercak di seluruh tubuh;
tulang dan sendi terasa nyeri ruam pada tubuh, khususnya tangan dan telapak
kaki.
Tanda-tanda
penyakit ini dapat hilang, namun bakteri penyebab penyakit tetap masih di dalam
tubuh, setelah beberapa tahun dapat menyerang otak sehingga bisa mengakibatkan
kebutaan dan gila. Penyakit ini dapat disembuhkan jika dilakukan pengobatan
dengan penggunaan antibiotik secara
cepat.
Gonore
(kencing nanah)
Gonore
(kencing nanah) disebabkan oleh bakteri. Gejala dari gonore, antara lain
keluarnya cairan seperti nanah dari saluran kelamin; rasa panas dan sering
kencing. Bakteri penyebab penyakit ini dapat menyebar ke seluruh tubuh sehingga
menyebabkan rasa nyeri pada persendian dan dapat mengakibatkan kemandulan.
Penyakit
ini dapat disembuhkan jika dilakukan pengobatan dengan penggunaan antibiotik
secara cepat.
Herpes
Genetalis
Herpes genetalis disebabkan oleh virus. Virus
penyebab penyakit herpes genetalis adalah Herpes simpleks. Gejala penyakit herpes
genetalis, antara lain timbulnya rasa gatal atau sakit pada daerah kelamin dan
adanya luka yang terbuka atau lepuhan berair.
-
Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid : Hipermenorea atau menoragia
dan Hipomenorea
-
Gangguan lain yang ada hubungan dengan
haid : Pre menstrual tension (ketegangan pra haid); Mastodinia; Mittelschmerz
(rasa nyeri pada ovulasi) dan Dismenorea.
Hipermenorea atau
Menoragia
Definisi
Perdarahan haid lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi.
Definisi
Perdarahan haid lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi.
Sebab-sebab
-
Myoma uteri, disebabkan oleh : kontraksi otot rahim kurang, cavum uteri luas, bendungan pembuluh darah balik.
-
Dekompensio cordis
Tindakan Bidan
Memberikan anti perdarahan seperti ergometrin tablet/injeksi; KIEM untuk pemeriksaan selanjutnya; Merujuk ke fasilitas yang lebih tinggi dan lengkap.
Memberikan anti perdarahan seperti ergometrin tablet/injeksi; KIEM untuk pemeriksaan selanjutnya; Merujuk ke fasilitas yang lebih tinggi dan lengkap.
Sebab-sebab
Hipomenorea disebabkan oleh karena kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan hormonal.
Hipomenorea disebabkan oleh karena kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan hormonal.
Kelainan Siklus
Polimenorea atau
Epimenoragia
Definisi
Adalah siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang 21 hari, sedangkan jumlah perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari biasa.
Definisi
Adalah siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang 21 hari, sedangkan jumlah perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari biasa.
Sebab-sebab
Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus luteum memendek sehingga siklus menstruasi juga lebih pendek atau bisa disebabkan akibat stadium proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek atau karena keduanya.
Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus luteum memendek sehingga siklus menstruasi juga lebih pendek atau bisa disebabkan akibat stadium proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek atau karena keduanya.
Terapi
Stadium proliferasi dapat diperpanjang dengan hormon estrogen dan stadium sekresi menggunakan hormon kombinasi estrogen dan progesteron.
Stadium proliferasi dapat diperpanjang dengan hormon estrogen dan stadium sekresi menggunakan hormon kombinasi estrogen dan progesteron.
Oligomenorea
Definisi
Adalah siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama.
Definisi
Adalah siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama.
Sebab-sebab
Perpanjangan stadium folikuller; perpanjangan stadium luteal; kedua stadium menjadi panjang; pengaruh psikis; pengaruh penyakit : TBC
Perpanjangan stadium folikuller; perpanjangan stadium luteal; kedua stadium menjadi panjang; pengaruh psikis; pengaruh penyakit : TBC
Terapi
Oligomenorea yang disebabkan ovulatoar tidak memerlukan terapi, sedangkan bila mendekati amenorea diusahakan dengan ovulasi.
Oligomenorea yang disebabkan ovulatoar tidak memerlukan terapi, sedangkan bila mendekati amenorea diusahakan dengan ovulasi.
-
Amenorea Sekunder, apabila berhenti haid setelah menarche atau pernah mengalami haid tetapi berhenti
berturut-turut selama 3 bulan.
Sebab-sebab
Fisiologis; terjadi sebelum pubertas, dalam kehamilan, dalam masa laktasi maupun dalam masa menopause; gangguan pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium; kelainan kongenital; gangguan sistem hormonal; penyakit-penyakit lain; ketidakstabilan emosi; kurang zat makanan yang mempunyai nilai gizi lebih.
Fisiologis; terjadi sebelum pubertas, dalam kehamilan, dalam masa laktasi maupun dalam masa menopause; gangguan pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium; kelainan kongenital; gangguan sistem hormonal; penyakit-penyakit lain; ketidakstabilan emosi; kurang zat makanan yang mempunyai nilai gizi lebih.
Terapi
Terapi pada amenorea, tergantung dengan etiologinya. Secara umum dapat diberikan hormon-hormon yang merangsang ovulasi, iradiasi dari ovarium dan pengembalian keadaan umum, menyeimbangkan antara kerja-rekreasi dan istirahat.
Terapi pada amenorea, tergantung dengan etiologinya. Secara umum dapat diberikan hormon-hormon yang merangsang ovulasi, iradiasi dari ovarium dan pengembalian keadaan umum, menyeimbangkan antara kerja-rekreasi dan istirahat.
Sebab-sebab
-
Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh;
carcinoma corpus uteri, carcinoma cervicitis; peradangan dari
haemorrhagis (seperti kolpitis haemorrhagia, endometritis haemorrhagia); hormonal.
-
Perdarahan fungsional : a) Perdarahan Anovulatoar; disebabkan oleh
psikis, neurogen, hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik, penyakit akut maupun kronis. b) Perdarahan Ovulatoar; akibat korpus luteum persisten, kelainan pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah dan penyakit akut ataupun kronis.
Pre Menstrual Tension (Ketegangan Pra Haid)
Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan sampai menstruasi berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesterom menjelang menstruasi. Pre menstrual tension terjadi pada umur 30-40 tahun.
Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan sampai menstruasi berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesterom menjelang menstruasi. Pre menstrual tension terjadi pada umur 30-40 tahun.
Gejala klinik dari pre menstrual tension adalah gangguan emosional; gelisah, susah tidur; perut kembung, mual muntah; payudara tegang dan sakit; terkadang merasa tertekan
Terapi
Olahraga, perubahan diet (tanpa garam, kopi dan alkohol); mengurangi stress; konsumsi antidepressan bila perlu; menekan fungsi ovulasi dengan kontrasepsi oral, progestin; konsultasi dengan tenaga ahli, KIEM untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Olahraga, perubahan diet (tanpa garam, kopi dan alkohol); mengurangi stress; konsumsi antidepressan bila perlu; menekan fungsi ovulasi dengan kontrasepsi oral, progestin; konsultasi dengan tenaga ahli, KIEM untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Sebab-sebab
Disebabkan oleh dominasi hormon estrogen, sehingga terjadi retensi air dan garam yang disertai hiperemia didaerah payudara.
Disebabkan oleh dominasi hormon estrogen, sehingga terjadi retensi air dan garam yang disertai hiperemia didaerah payudara.
Mittelschmerz (Rasa Nyeri pada Ovulasi)
Definisi
Adalah rasa sakit yang timbul pada wanita saat ovulasi, berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari di pertengahan siklus menstruasi. Hal ini terjadi karena pecahnya folikel Graff. Lamanya bisa beberapa jam bahkan sampai 2-3 hari. Terkadang Mittelschmerz diikuti oleh perdarahan yang berasal dari proses ovulasi dengan gejala klinis seperti kehamilan ektopik yang pecah.
Definisi
Adalah rasa sakit yang timbul pada wanita saat ovulasi, berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari di pertengahan siklus menstruasi. Hal ini terjadi karena pecahnya folikel Graff. Lamanya bisa beberapa jam bahkan sampai 2-3 hari. Terkadang Mittelschmerz diikuti oleh perdarahan yang berasal dari proses ovulasi dengan gejala klinis seperti kehamilan ektopik yang pecah.
Dismenorea
Definisi
Adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorea terjadi pada 30-75 % wanita dan memerlukan pengobatan. Etiologi dan patogenesis dari dismenore sampai sekarang belum jelas.
Definisi
Adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorea terjadi pada 30-75 % wanita dan memerlukan pengobatan. Etiologi dan patogenesis dari dismenore sampai sekarang belum jelas.
-
Dismenorea Primer (dismenore sejati, intrinsik, esensial ataupun fungsional);
adalah nyeri haid yang terjadi sejak menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat kandungan. Sebab : psikis;
(konstitusionil: anemia, kelelahan, TBC); (obstetric : cervic sempit,
hyperanteflexio, retroflexio); endokrin (peningkatan kadar
prostalandin, hormon steroid seks, kadar vasopresin tinggi). Etiologi : nyeri haid dari bagian perut menjalar ke daerah pinggang
dan paha, terkadang disertai dengan mual dan muntah, diare, sakit kepala dan emosi labil. Terapi :
psikoterapi, analgetika, hormonal.
-
Dismenorea Sekunder; terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak
mengalami dismenore. Hal ini terjadi pada kasus infeksi, mioma submucosa, polip
corpus uteri, endometriosis, retroflexio uteri fixata, gynatresi, stenosis kanalis servikalis, adanya AKDR, tumor ovarium. Terapi : causal
(mencari dan menghilangkan penyebabnya).
Sebelum membicarakan tentang
hubungan sistem reproduksi manusia dengan sistem tubuh yang lain, akan sangat
penting kita
membicarakan hal-hal fisiologis yang terjadi pada sisitem reproduksi.
membicarakan hal-hal fisiologis yang terjadi pada sisitem reproduksi.
Hal yang pertama kita bahas
mengenai siklus haid, karena ini nanti akan terkait dengan pengaruh
hormon-hormon yang dihasilkan oleh ovarium terhadap sistem tubuh yang lain.
Siklus
Haid
Siklus haid melibatkan
kelenjar hipotalamus, kelenjar hipofise, kelenjar ovarium dan endometrium. Keempatnya
ini akan saling mengirim signal dan saling mempengaruhi.
Hipotalamus yang berada ada sella tursika menghasilkan hormon Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH) yang terdiri dari FSH-RH dan LH-RH.
Hipotalamus yang berada ada sella tursika menghasilkan hormon Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH) yang terdiri dari FSH-RH dan LH-RH.
Pertama FSH-RH dihasilkan dan
efeknya akan memberi pengaruh pada hipofise sehingga hipofise menghasilkan FSH.
FSH ini akan mempengaruhi ovarium, yang mengakibatkan terjadinya gametogenesis
(Oogenesis). Pada proses oogenesis, follikel akan berkembang dari follikel
primer sampai dengan follikel de graff. Saat pada follikel ini sudah terbentuk
apisan-lapisan (teka follikel) maka sel-sel pada teka interna akan
menghasillkan hormon estrogen. Hormon estrogen ini akan menimbulkan proliferasi
dari dinding endometrium. Apabila sel telur sudah matang (sudah menjadi follikel
de garff) atau saat garis tengah follikel mencapai 18 – 22 µm dan konsentrasi
estrogen mencapai 600-1200 pmol/lt, hipotalamus akan menerimanya sebagai signal
bahwa follikel sudah matang dan diperlukan proses selanjutnya, sehingga
hipotamus mengeluarkan GnRH kedua yaitu LH-RH, dan mengakibatkan hipofise
mengeluarkan hormon LH dan terjadi lonjakan kadar LH, yang berakibat pecahnya
follikel de graff atau terjadi OVULASI. Bekas cangkak dari follikel de graff
yang sudah pecah akan tetap di dalam ovarium dan disebut Corpus Luteum. Corpus
luteum ini menghasilkan hormon progesteron. Hormon ini akan menyebabkan dinding
endometrium menjadi berkelok-kelok dan semakin menebal (fase sekresi).
Penebalan dinding rahim ini disiapkan untuk proses implantasi hasil konsepsi.
Jika tidak terjadi konsepsi, corpus luteum hanya akan bertahan dalam waktu
pendek (14 hari), dan setelah itu berdegenerasi menjadi corpus albicans. Dan
hormon progesteron tidak dihasilkan lagi sehingga proses penebalan dinding
endometrium terhenti, dan terjadilah peluruhan dinding rahim yang disebut
menstruasi/haid.
Dari uraian diatas, sangat jekas keterkaitan antara sistem reproduksi dengan sistem endokrin. Fungsional dari sistem endokrin sangat dipengaruhi oleh fungsi kelenjar hipotalamus dan hipofise. Dapat dibayangkan jika hipotalamus atau hipofise tidak dapat berfungsi dengan baik. Dan harus diingat bahwa hipotamus dan hipofise tidak hanya berpengaruh pada reprpoduksi wanita tapi juga reproduksi pria. Pada pria hipofise mengeluarkan hormon FSH unutk merangsang proses spermatoenesis dan LH untuk pembentukan hormon Testesteron.
Dari uraian diatas, sangat jekas keterkaitan antara sistem reproduksi dengan sistem endokrin. Fungsional dari sistem endokrin sangat dipengaruhi oleh fungsi kelenjar hipotalamus dan hipofise. Dapat dibayangkan jika hipotalamus atau hipofise tidak dapat berfungsi dengan baik. Dan harus diingat bahwa hipotamus dan hipofise tidak hanya berpengaruh pada reprpoduksi wanita tapi juga reproduksi pria. Pada pria hipofise mengeluarkan hormon FSH unutk merangsang proses spermatoenesis dan LH untuk pembentukan hormon Testesteron.
Setelah memahami bagaimana
proses terjadinya siklus haid, kita akan bahas lebih bagaimana pengaruh hormon
estrogen dan progesteron bagi tubuh, yang tidak terbatas hanya pada sistem
repoduksi.
Efek Hormon Estrogen Pada Tubuh :
- Mempertahankan fungsi otak.
- Mencegah gejala menopause (seperti hot flushes) dan gangguan mood.
- Meningkatkan pertumbuhan dan elastisitas serta sebagai pelumas sel jaringan (kulit, saluran kemih, vagina, dan pembuluh darah).
- Pola distribusi lemah di bawah kulit sehingga membentuk tubuh wanita yang feminin.
- Memproduksi sel pigmen kulit. Estrogen juga mempengaruhi sirkulasi darah pada kulit, mempertahankan struktur normal kulit agar tetap lentur, menjaga kolagen kulit agar terpelihara dan kencang serta mampu menahan air.
- Mencegah gejala menopause (seperti hot flushes) dan gangguan mood.
- Meningkatkan pertumbuhan dan elastisitas serta sebagai pelumas sel jaringan (kulit, saluran kemih, vagina, dan pembuluh darah).
- Pola distribusi lemah di bawah kulit sehingga membentuk tubuh wanita yang feminin.
- Memproduksi sel pigmen kulit. Estrogen juga mempengaruhi sirkulasi darah pada kulit, mempertahankan struktur normal kulit agar tetap lentur, menjaga kolagen kulit agar terpelihara dan kencang serta mampu menahan air.
Efek Hormon Progesteron :
* Sebenarnya hormon ini tidak terlalu berhubungan
langsung dengan keadan kulit tetapi sedikit banyak ada pengaruhnya karena
merupakan pengembangan estrogen dan kompetitor androgen.
* Fungsi utama hormon progesteron lebih pada sistem
reproduksi wanita, yaitu:
- Mengatur siklus haid.
- Mengembangkan jaringan payudara.
- Menyiapkan rahim pada waktu kehamilan.
- Melindungi wanita pasca menopause terhadap kanker endometrium.
- Mengatur siklus haid.
- Mengembangkan jaringan payudara.
- Menyiapkan rahim pada waktu kehamilan.
- Melindungi wanita pasca menopause terhadap kanker endometrium.
Selain estrogen dan
progesteron,wanita juga menghasilkan hormon testoseteron dalam jumlah yang
sangat sedikit, hormon ini berfungsi untuk merangsang dorongan seksual dan
merangsang pembentukan otot, tulang, kulit, organ seksual dan sel darah merah.
Hormon ini selain dihasilkan oleh ovarium juga dihasilkan oleh kelenjar
endokrin.
Fungsi hormon testosteron Pada Pria :
- memacu
pertumbuhan penis dan testis/karakteristik seks primer pria.
- Memacu pertumbuhan karakteristik seks sekunder laki-laki
- Memacu spermatogenesis.
- Mempengaruhi perilaku seksual laki-laki.
- Memacu pertumbuhan karakteristik seks sekunder laki-laki
- Memacu spermatogenesis.
- Mempengaruhi perilaku seksual laki-laki.
Dari uraian diatas jelas bahwa
Estrogen dan progesteron berpengaruh pada seluruh tubuh tidak hanya pada sistem
reproduksi, misalnya sistem integumen (kulit dan mukosa, termasuk rambut),
muskoloskeletal, urogenital, kejiwaan, kardiovaskular. Sehingga jika seseorang
mengalami menopause akan terjadi gangguan pada sistem lain.
Gangguan yang dapat terjadi
pada Sistem Integumen jika seorang wanita tidak menghasilkan estrogen dan progesteron
antara lain kulit menjadi kering, menipis, keriput, kuku rapuh, gatal-gatal,
mata kering, selaput lendir pada mulut kering dan mudah terjadi luka, mukosa
vagina menjadi kering sehingga sakit saat berhubungan. Rambut menipis dan
tumbuh bulu diatas bibir.
Gangguan yang dapat terjadi
pada pada Sistem Muskoloskeletal yaitu terjadinya kerapuhan pada tulang
(osteoporosis), gigi rapuh, selain itu terjadi nyeri sendi dan otot mengendor.
Semuanya ini terjadi karena estrogen berperan dalam pengaruh regenerasi sel
tulang pada wanita sehingga pada menopause terjadi kerapuhan pada tulang
(osteoporosis), gigi rapuh, selain itu sering terjadi nyeri sendi, otot
mengendor.
Gangguan Pada Sistem
Cardiovaskular, dapat terjadi peningkatan kolesterol, HDL turun, LDL tinggi
sehingga timbul penyakit jantung koroner. Karena terbukti bahwa progesteron
dapat menurunkan kadar HDL sehingga LDL dalam kondisi normal.
Gangguan Pada sistem
Urogenital, dapat terjadi kerentanan pada nfeksi saluran kencing karena mukosa
yang kering, dan selain itu sering timbul keluhan nyeri saat coitus.
HUBUNGAN LAIN SISTEM REPODUKSI
DENGAN SISTEM LAIN :
SISTEM REPRODUKSI DAN SISTEM KARDIOVASKULAR
Sistem reproduksi wanita dan
laki-laki diperdarahi oleh pembuluh darah yang merupakan cabang-cabang dari pembuluh
darah besar dalam tubuh, dengan sentral pada jantung, sehingga jika terdapat
kelainan ada jantung maka akan berakibat juga pada organ-organ reproduksi,
misalnya pada laki-laki sering terjadi disfungsi ereksi, ketidak mamuan dalam
melakukan hubungan seksual karena penambahan beban jantung saat aktifitas
coitus. Dan jika seorang wanita hamil maka beban jantung bertambah berat,
akibatnya jika sudah ada penyakit janutng maka penyakitnya jantungnya akan
bertambah parah, dan penyakit jatung tersebut akan mengakibatkan komplikasi
pada kehamilannya sehingga bisa terjasi abrtus, BBLR, kematian janin dan ibu
saat hamil dan bersalin.
SISTEM REPRODUKSI DAN SISTEM SYARAF
Sistem reproduksi dipersyarafi
oleh syaraf yang merupakan cabang dari saraf yang keluar dari tulang belakang
dengan koordinasi pada otak. Jika terjadi kelainan ada syarat tersebut maka
akan mengakibatkan gangguan pada sistem reporduksi, misalnya disfungsi ereksi,
dan gangguan ejakulasi.
SISTEM REPRODUKSI DAN SISTEM URINARIA
Keduanya sangat berhubungan
khususnya secara anatomi, pada laki-laki uretra bergabung dengan tempat
penyaluran keluar sperma, pada wanita uretra berdekatan dengan vagina dan
terletak padavestibulum di vulva, selain itu vesica urinaria berada didepan
uterus.
Jika terjadi infeksi pada saluran kencing maka akan mudah pula terjadi infeksi pada sistem reproduksi atau sebaliknya.
Jika terjadi infeksi pada saluran kencing maka akan mudah pula terjadi infeksi pada sistem reproduksi atau sebaliknya.
BAB
III
PENUTUP
Dalam makalah ini telah dijelaskan
pengertian dan penjelasan sistem reproduksi manusia. Sistem reproduksi terbagi
menjadi sistem reproduksi jantan dan sistem reproduksi betina,dalam hal proses
kerja sistem ini meiliki kinerja yang berbeda namun pada dasarnya memiliki tujuan yang sama untuk melakukan proses
perkembangbiakan dan pelestarian keturunan.
Komentar
Posting Komentar